Gemanusa7.com-
Bahkan sebelum Prabowo menang pun, saya sudah menulis: MBG ini pada akhirnya hanyalah proyek. Orang-orang rebutan bikin dapur. Dan siapa yang punya akses ordal(orang dalam) yang bisa bergerak cepat dapat jatah dapur, orang-orang ini adalah Politisi.
Saat orang-orang ini ikutan bisnis MBG, kamu berharap MBG betulan efektif, efisien? Halu! Ngimpi! Itulah kenapa keracunan terjadi di mana- mana, kualitas makanan begitu-begitu saja. Karena mereka cuma peduli untung. Orang-orang yang mendadak masuk bisnis catering. Mendadak sok paham bikin dapur.
MBG ini super menggiurkan.
Ratusan triliun duit MBG ini, bahkan saat kamu hanya dapat 0,1% saja dari nilai proyek, itu sdh setara 100 miliar per tahun. Bancakan ujung ke ujung, dari Aceh sampai Papua. Lantas di atas sana, biang proyek ini bergaya sekali bilang: demi anak-anak Indonesia! Demi masa depan bangsa dan negara.
Nope! MBG ini demi proyek! Dipaksakan. Karena inilah cara terbaik bagi-bagi duit ke politisi-politisi di daerah -daerah. Ke elit-elit di daerah. Kalian yg kerja di dapur-dapur. cuma dapat upilnya saja my friend. Digaji UMP/UMR. Sementara investor- investor nya, pemilik dapurnya, wah wah, mereka tertawa bahak. Bisnis tak kenal rugi. Pembelinya sdh ada. Pemerintah. Dengan anggaran ratusan triliun tiap tahun.
*Tere Liye, penulis novel “Teruslah Bodoh Jangan Pintar”
(Gn7.c-)