Gemanusa 7.com-Kelompok Aspirasi Emak-emak Indonesia yang dikomando Bunda Wati Salam bersama Bunda Jatinungsih dan puluhan para Bunda yang aktif dan konsisten menyuarakan Aspirasi kaum perempuan Indonesia secara lebih meluas, sesungguhnya dapat dimaksimalkan dalam mengambil peran untuk mempersatukan kekuatan moral suara rakyat yang merasa tertindas oleh sistem tata kelola negara tampang dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari pelaksanaan hukum. Peran Fewan Perwakilan Rakyat yang membungkam untuk tidak memprotes Aspirasi warga masyarakat perlu dicarikan jalan keluarnya, tak hanya melalui aksi dan unjuk rasa yang tidak lagi sensitif menjadi perhatian yang hendak ditindak lanjuti untuk solusi mengatasinya.

Suara rakyat yang terungkap itu pun sudah jelas dari pemagaran keliling komplek parlemen itu — yang bika rakyat jelata mempunyai keperluan untuk masuk halaman gedung yang masih tetap menggunakan istilah “rumah rakyat”, sulitnya tak alang kepalanya lewat birokrasi yang bergelut dan ketat. Jadi, mulai dari perlakuan seperti itu pun — yang telah dipagar tinggi dan angkuh seperti itu dengan administrasi yang bergelut dan ruet — jelas bila para anggota legislatif itu tidak lagi hendak menyuarakan Aspirasi rakyat. Apalagi masih hendak diharap memperjuangkan harapan atau penderitaan rakyat yang semakin tersimpan oleh tekanan struktural maupun kultural birokrasi dan rata kelola pemerintahan yang juga masih mengklaim menerima dan hendak menunaikan amanah rakyat.

Karena itu, peran Aspirasi Emak-emak Indonesia yang memiliki peran strategis untuk menggerakkan segenap potensi perempuan Indonesia — untuk mengimbangi peran kaum Bapak yang terkesan membentur tembok kekuasaan yang angkuh membatunl — perlu kekuatan tambahan dari para Bunda untuk ikut mengelola benteng keangkuhan dengan menghimpun segenap potensi perempuan Indonesia yang belum pernah dilakukan sepanjang sejarah kaum pergerakan Indonesia yang bersatu padu melalui peran para Bunda yang dapat menjadi perekat melalui ketekunan dan ketentuan para Bunda yang luwes dan lebih pleksimbel seperti meracik menu makanan yang sedap di dapur.

Jadi, peran strategis par Bunda secara politis maupun taktik dan strategis, posko yang cukup mewah dalam geografis pergerakan karena berada di pusat kota, sangat potensial untuk menjadi pusat pergerakan dapat bersatu dalam derap langkah yang sama untuk melakukan perubahan menuju perbaikan yang lebih bermutu dan bermartabat untuk bangsa dan negara Indonesia yang harus mewujudkan era Indonesi emas ysmg kinintinggal 20 tahun lagi memasuki bilangan seabad kemerdekaan– 1945-2045 — yang bersumpah san berjanji untuk menghapus penjajahan di dunia, termasuk penjajahan yang kini dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, termasuk memberantas kemiskinan dan kebodohan yang susah terlalu lama disimpulkan itu.

Oleh harapan itu, peran strategis Aspirasi para Bunda dibawah komando Bunda Wati Salam bwrsama segenap pasukannya yang nasih sapat diliiat gandakan kekuatan personilnya dapat memposisikan diri pusat sari simpul kaum pergerakan mengkonsolidasi diri bersama segenap elemen dan pendukungnya menyatukan visa dan misi dalam satu gerak langkah yang kompak dari Jalan Pati, Menteng, Jakarta Pusat yang tidak lagi berskala lokal, regional maupun nasional, tetapi bisa dan mampu masuk dalam peta global — internasional — karena Bunda Wati Salam sendiri cukup memiliki jaringan yang luas di berbagai negara sahabat yang menaruh empati maupun simpati pada gerakan penyadaran untuk pencerahan kehidupan umat manusia di bumi.

Oleh karena itu, berbagai aktivitas untuk kesadaran dan pencerahan kaum pergerakan yang mendambakan perubahan menuju perbaikan kualitas hidup manusia di bumi dapat terpusat, bisa terkontrol serta mampu dikendalikan — sekaligus diarahkan — dari Jalan Pati, Menteng, Jakarta Pusat, hingga kelak pun akan bagian dari sejarah perjuangan tanpa pamrih — kecuali demi dan untuk kemaslagatan umat manusia di bumi. Seperti agenda perjuangan Aspirasi para Bunda yang mengusung Anti Islamophobia di Indonesia — adalah sebagai wujud dari kesadaran pemahaman dalam perjuangan yang berdimensi spiritual untuk kehidupan keagamaan yng harmonis di negeri ini.

Banten, 22 Juli 2025/Gn7.c-0

  • Paparan diinspirasi oleh materi tulisan untuk bahan diskusi perkumpulan Ibu-ibu di Desa Rawa Gelam dalam persiapan untuk acara perayaan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2025

By Admin7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *