Gemanusa7. com-Jujur saya kaget karena ternyata di balik sorotan kamera dan gemerlap panggung Miss Indonesia 2025, satu nama dari pegunungan Papua, Perempuan Papua
Merince Kogoya dipaksa turun atau di pulangkan bukan karena kecantikan yang kurang, bukan karena intelektualitas yang dangkal, tetapi karena sebuah keberpihakan nurani yang ditafsir sebagai ancaman.
Sebuah unggahan di media sosial
sebuah bentuk ekspresi dituduh melawan arus kepentingan politik mayoritas. Dan dalam sekejap, keindahan yang datang dari dataran tinggi Papua itu dianggap tidak pantas mewakili Indonesia. Ia dipulangkan. Ia disingkirkan.
Ini adalah represi sistemik yang dibungkus dalam aturan yang abu-abu.
Ini adalah penindasan naratif yang hanya menerima suara jika sesuai dengan suara negara.
Ini bukan semata penyimpangan, ini adalah bukti bahwa kemajemukan hanya indah dalam brosur, namun getir dalam kenyataan.
Maka pertanyaannya bukan soal Israel atau Palestina. Bukan soal Timur atau Barat.
Tetapi soal siapa yang berhak atas kebebasan berpikir dan menentukan sikap.
Seandainya jika mayoritas rakyat Papua dengan kesadaran historis dan keberanian moralnya berseru,
“Kami tidak lagi percaya pada negara yang menolak kami karena keyakinan kami.”
Lalu apakah negara akan memulangkan Papua seperti ia memulangkan Merince?
Ataukah negara akan menyadari bahwa Papua tidak pernah benar-benar diterima sebagai bagian utuh dari Indonesia?
Papua bukan benda titipan.
Bukan hiasan eksotis di pinggiran peta.
Papua adalah ras, yang selama ini ditundukkan, bukan dipeluk. Ras yang kekayaan alamnya diperkosa.
Untuk Merince dan Semua Orang Papua yang Pernah Dihilangkan.
Kepada Merince, dan semua anak muda Papua yang suaranya dibungkam. Kita adalah cermin dari luka panjang sebuah bangsa yang belum selesai berdamai dengan keadilan.
Jika negara tidak mampu menerima keragaman suara dari orang Papua, Maka mungkin saatnya Papua bersuara lebih lantang.
“Kami ingin pulang. Tapi bukan ke rumah yang menolak kami. Kami ingin kembali menjadi tuan atas tanah kami sendiri.”
Saya mendukungmu Merince Kogoya.
Bukan dari Miss Indonesia saja anda bisa makan, hidup dan bersuara lebih untuk Perempuan Papua dan orang Papua. ❤️😌✊🏽🔥
(Gn7.c-)